daftar implementasi kurikulum merdeka.pptx

Perbedaan Kurikulum Merdeka Belajar dan K13 di Tingkat SD

Mulai tahun pembelajaran 2022/2023, terdapat perbedaan kurikulum merdeka belajar dengan sebelumnya untuk satuan pendidikan mulai dari taman kanak-kanak hingga universitas. Meskipun demikian program tersebut tidak jauh beda dengan kurikulum 2013.

Perbedaan Kurikulum Belajar Merdeka Jenjang Sekolah Dasar

Sebelum melanjutkan pembahasan tentang perbedaan kurikulum dengan sebelumnya untuk jenjang sekolah dasar. Perlu diketahui bahwa kurikulum tersebut bagi tingkat Taman kanak-kanak memiliki makna yaitu merdeka untuk bermain.

Di mana dalam kurikulum merdeka tingkat PAUD/taman kanak-kanak ialah mengajak anak bermain sambil belajar. Meskipun demikian program untuk jenjang ini tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya. Sementara untuk sekolah dasar ada sedikit perbedaan.

Perbedaan tersebut terletak dalam hal mata pelajaran. Di antaranya yaitu penggabungan mata pelajaran IPA dan IPS menjadi satu. Bukan hanya itu saja melainkan untuk mapel bahasa Inggris yang sebelumnya mulok menjadi mata pelajaran pilihan/siswa tidak wajib.

Beberapa Kendala yang Dihadapi Guru pada Kurikulum Merdeka Belajar

ciri khas kurikulum merdeka

Di dalam dunia pendidikan program Medika belajar merupakan suatu kebijakan yang dianggap transformatif. Hal itu tentunya sangat dirasakan oleh para pengajar. Di mana perubahan ini menyebabkan beberapa kendala. Adapun permasalahannya seperti berikut.

1. Tidak Memiliki Pengalaman dengan Kemerdekaan

Perlu diketahui bahwa pengalaman individu para guru terkait kemerdekaan belajar di Indonesia masih sangat minim. Hal itu dipicu oleh kurangnya penyelesaian penyesuaian soal dengan variasi metode di buku teks. Pengalaman pahlawan tanpa tanda jasa di bangku sekolah
Perlu diketahui bahwa pengalaman personal para guru terkait kemerdekaan belajar sangatlah minim. Salah satu penyebabnya yaitu kurangnya penyelesaian penyesuaian soal variasi metode di buku teks. Pengalaman Pengajar ini di bangku kuliah juga termasuk penyebabnya.

👉 TRENDING  Model Pembelajaran yang Perlu Diketahui para Guru Abad 21

2. Keterbatasan Referensi

Keterbatasan referensi itu disebabkan karena buku teks yang ada saat ini dinilai masih memiliki kualitas cukup rendah. Baik untuk para guru maupun siswa yang diterbitkan pihak swasta atau pusat. Hal itu tentunya belum bisa membantu para pengajar memperoleh rujukan.

Maka dari itu, harus segera diatasi agar tujuan utama dari kurikulum belajar merdeka bisa tercipta secara sempurna. Di samping itu kegiatan belajar mengajar dapat berjalan secara lancar sehingga bisa menciptakan siswa yang berkompeten dan memiliki skill.

3. Akses yang Dimiliki Dalam Pembelajaran

Akses internet yang belum merata juga menjadi kendala yang dihadapi para pahlawan tanpa tanda jasa ini. Di mana di dalam sebuah wacana pelaksanaan kurikulum ini ada enam model pembelajaran yang ditetapkan. Salah satunya yakin secara online atau darling.

Namun sayangnya masih banyak sekolah-sekolahan yang belum memiliki fasilitas memadai tentang akses internet. Terutama yang berada di daerah pelosok/perbatasan. Bahkan, untuk sekedar mendapatkan jaringan internet para siswa di wilayah tersebut harus mencari sinyal.

4. Kompetensi yang Memadai

Minimnya pengalaman juga menentukan kualitas yang dimiliki para guru. Bahkan hingga saat ini para guru masih ada yang mengalami kesulitan dalam menerapkan keterampilan dasar untuk memenuhi kebutuhan belajar di era digital. Misalnya MS word, PowerPoint dan lainnya..

Padahal dalam pelaksanaan kurikulum merdeka belajar para guru dituntut untuk inovatif dan kreatif. Maka dari itu, harus melibatkan berbagai media sosial yang bisa mendorong siswa-siswanya. Tentunya hal itu bukan alasan karena setiap ada perubahan pasti diiringi dengan permasalahan.

Itulah pembahasan singkat tentang perbedaan kurikulum merdeka belajar dengan sebelumnya untuk tingkat sekolah dasar. Perlu diketahui bahwa guru merupakan garda terdepan dari berbagai perubahan. Oleh karena itu harus siap mengambil berbagai upaya.

👉 TRENDING  Wajib Ikut Webinar Ditjen GTK Tentang Pelajar Pancasila